Ketum PBNU Minta Jokowi Ikut Redam Konflik AS-Iran

Ketum PBNU Minta Jokowi Ikut Redam Konflik AS-Iran


Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj ikut berkomentar terkait konflik antara Amerika Serikat dan Iran. Said Aqil berharap pemerintah Indonesia ikut menyejukkan dan meredam konflik tersebut.

"Saya minta pemerintah, presiden berbuat sesuatu untuk mendinginkan atau meredam konflik Iran-AS," kata Said kepada wartawan di Gedung PGI, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2020).

Said Aqil mengatakan konflik Timur Tengah tersebut biasa terjadi lantaran AS kerap menolak apapun keputusan masyarakat di sana. Dia kemudian menyinggung soal Palestina dan Israel.

"Amerika kan begitu, selamanya, dengan apapun yang ditolak masyarakat Timur Tengah, AS menolak. Contoh pemindahan ibu kota, Palestina menjadi ibu kota Israel, itu kan sangat menyakiti umat Islam. Itu dilakukan Amerika," ujar Said.

Selain itu, Said Aqil mencontohkan perang di Yaman. Dia mengaku tidak mau ikut campur urusan politik, tapi dia menyebut ada pembunuhan di sana.

"Apa pun, seperti perang Yaman, didukung Amerika. Saya tidak ikut campur politiknya, tapi yang jelas di Yaman kelaparan, pembunuhan luar biasa," ujar Said.

Seperti diketahui konflik Iran dengan Amerika Serikat dimulai saat Jenderal Qassem Soleimani tewas pada Jumat (3/1). Serangan tersebut dilancarkan saat Trump menghadapi proses pemakzulan dan pertarungan pemilu.

Ribuan orang ikut dalam pemakaman itu, termasuk Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi. Serangan balasan Iran menyusul kemudian.

Dilansir AFP, Rabu (8/1), 22 rudal balistik Iran mengenai dua pangkalan militer Irak yang menjadi markas tentara AS. Iran dengan cepat mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Televisi nasional Iran mengklaim Iran meluncurkan 'puluhan rudal' ke pangkalan militer AS.

Comments