Ini Keuntungan Pakai Oli Encer
Seiring perkembangan, teknologi mesin juga semakin maju. Salah satunya adalah memiliki tingkat kerapatan antar komponen.
Namun konsekuensinya, pelumas yang dibutuhkan semakin encer. Lantas, apakah viskositas oli mesin seperti ini baik untuk kendaraan?
Pelumas lebih encer, diklaim sesuai dengan mesin motor dan mobil terbaru yang semakin rapat. Sebagai contoh mobil LCGC. Diyakini semkain baik untuk mesin, termasuk soal performa yang diperoleh.
Selain itu, karena dapat melumasi seluruh bagian mesin di celah-celah yang sempit. Dengan begitu friksi di dalam komponen bisa direduksi. Alhasil, kinerja mesin lebih optimal. Begitu pula dengan komsumsi bahan bakar yang lebih irit.
Baca Juga Berita : Ducati Pakai Sasis Baru, Dovizioso : Cukup Oke di Tikungan
"Alasan mengapa mesin kendaraan keluaran baru memiiki celah-celah sempit, karena untuk mengurangi gaya gesek, sehingga bahan bakar yang digunakan lebih irit. Gaya gesek rendah, membutuhkan oli yang lebih sedikit. Dengan menggunakan oli yang lebih encer, maka bahan bakar yang dibutuhkan lebih sedikit. Mesin juga menjadi lebih ringan saat berputar, karena oli yang lebih encer membuat tarikan menjadi lebih ringan," ujar technical Specialist PT Pertamina Lubricant, Agung Prabowo dalam media gathering Touring XVII Bro Ringo 2019, Sabtu (23/11).
Bedanya halnya jika mesin keluaran baru menggunakan oli kental. Oli tidak dapat bekerja maksimal, karena tidak sanggup masuk ke ruang yang sempit tadi. Dan akhirnya bisa membuat komponen mesin saling bergesekan. Hal ini berdampak pada performa mesin. Jadi cepat panas, mengurangi umu rmesin kendaraan, dan jangka panjangnya merusak mesin.
Agar tak keliru, anda dapat melihat spesifikasi oli mesin yang direkomendasikan pad aare blok mesin atau buku panduan. Cocokkan dengan spesifikasi pelunas di bagian kemasannya. Biasanya diwakili bilangan SAE, Makin besar angkanya berarti semakin kental.
Akibat Penggunaan BBM Tak Sesuai Standar
Disisi lain, siklus pelumas tergantung pada pemakaian bahan bakar. Selama kualitas BBM terjaga, oli bisa lebih awet. Termasuk penggunaan bensin beroktan tinggi.
"Yang menggunakan BBM Pertamax ke atas, umur oli jadi lebih panjang daripada yang menggunakan Premium. Dengan oktan yang baik, pembakaran menjadi lebih sempurna sehingga mesin tidak bekerja keras," kata Agung.
Agung menegaskan, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai, atau oktan rendah, bisa memicu kerussakan pada ECU. Selain itu, bisa pula menimbulkan kerak di ruang bakar dan membuat mesin mengelitik (knocking).
"Pilihlah oli yang memberikan ketahanan mesin, bukan kecepatan. Karena jika ketahanan mesin tidak terjaga, maka akselerasi pun jeblok. Dan yang penting, jangan telat ganti oli, karena pelumas yang terlalu lama digunakan, tidak dapat melindungi mesinb secara maksimal," tutup pria yang gemar bermotor ini.
Sebagai informaasi, untuk pengggantian oli, tergantung pada kilometer atau jam pemakaian. Untuk motor, normalnya sekitar 2.000 km, atau tiga bulan. Sementara untuk mobil. 5.000 sampai 10.000 km, atau enam bulan, tergantung mana yang lebih dulu.
Comments
Post a Comment